"Dari sudut pandang militer, markas besar sekutu di Eropa berpikir, penting untuk mengirim dua kelompok taktis ke zona tersebut, yakni 250 hingga 1.500 tentara masing-masing," kata Jenderal Karl-Hinz Lather, Kepala Staf Markas Besar Komando Operasi Sekutu, yang bermarkas di Brussels, Senin (14/12/2009).
Namun, Lather tidak memberikan rincian pasti. Ia mengatakan, Perancis dan Jerman telah mengindikasikan bahwa mereka tidak akan menanggapi permintaan NATO mengenai bantuan tersebut sampai hasil konferensi London mengenai Afganistan akhir bulan depan.
Oleh karena itu, Lather mengharapkan ada keputusan politik dari kedua anggota NATO tersebut setelah itu.
Seorang pejabat NATO yang lain menyebut, bantuan yang disebutkan Lather itu hanya dapat dipenuhi dengan keputusan Perancis dan Jerman pada waktu yang akan datang.
Seperti diketahui, Perancis mengirim 3.300 tentara ke Afganistan dan menyambut baik strategi baru AS mengenai peningkatan tentara di Afganistan. Afganistan utara hingga awal tahun ini dalam kondisi tenang, tapi situasi itu berubah cepat setelah beberapa bulan terakhir gerilyawan Taliban mengintensifkan serangan.
Awal bulan ini, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy telah menyatakan, Perancis akan menunggu hingga konferensi internasional mengenai Afganistan sebagai dasar apakah pada Januari ia perlu meninjau kembali sumbangan tentaranya.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, negaranya juga akan menunggu hingga setelah konferensi London yang dijadwalkan pada 28 Januari. Jerman memiliki sekitar 4.300 tentara di Afghanistan utara, penyumbang terbesar ketiga pada pasukan internasional yang beranggotakan 100.000 tentara setelah AS dan Inggris yang memiliki 10.000 tentara di negara itu.
0 komentar:
Posting Komentar