Kisah ini adalah kisah nyata,yang mana merupakan sebuah fanomena yang terjadi pada jaman dahulu kala (dalam masa kerasullan).Sehingga allah mengabadikannya dalam Al-quran surat luqman.
Alkisah pada zaman itu di ceritakan seorang alim (orang yang berilmu),bahkan ada sebuah keterangan yang menyebutkan bahwa beliau termasuk jajaran waliyullah, dia bernama Luqmanul Hakim. Beliau (Luqmanul Hakim) bersama anaknya hendak melaksanakan perjalanan jauh…bersama kendaraannya yaitu seekor keledai (kuda kecil)., dimana mereka berdua bersama kendaraanya menjadi bahan gunjingan dan bahan ejekan orang-orang yang berada di daerah (kampung/kota) yang mereka lalui. Alur ceritanya sebagai mana di atas. Pada suatu hari akan bepergian jauh dengan anaknya, beliau membawa seekor keledai sebagai kendaraannya, namun tak di sangka perjalanan tersebut menjadi sebuah pengalaman dan pelajaran yang amat berharga dalam mengarungi kehidupan, yang ternyata………(lihat kesimpulan).
Isi cerita :
Ketika melewati sebuah daerah A, Lukmanul Hakim mengendarai keledai, sementara anaknya berjalan sambil memegang tali kendali (sejenis tambang) keledai tersebut. Apa dikata, orang-orang mengejek di sepanjang jalan yang dilalui, orang-orang itu berkata : “ Enak betul ya….,ayahnya di atas kendaraan sementara anaknya berjalan sambil mamegang kendali…Ayah macam apa itu ? ”.
Kemudian ketika melewati sebuah daerah B, merekapun berubah posisi, sang anak gentian yang menaiki keledai sementara Lukmanul Hakim turun dan berjalan sambil memegang tali kendali keledai tersebut . Lagi-lagi Orang-orangpun bergunjing : “ Enak betul ya..,Anaknya di atas kendaraan sementara Ayahnya berjalan sambil mamegang kendali…Anak macam apa itu, kaya gak tau sopan santun saja ”.
Kemudian ketika melewati sebuah daerah C, mereka berubah posisi lagi, mereka berdua (luqmanunul hakim dan anaknya) naik bersama-sama di atas keledai tersebut, namun apa di kata Orang-orang pun berkata :“ Anak dan ayah macam apa itu ? keledai kecil kok ditumpangi berdua…..kaya tidak punya perasaan saja ”.
Setelah itu kemudian melewati daerah D, merekapun berubah posisi lagi, yaitu mereka berdua berjalan kaki,keledainya berjalan di belakang.dan mereka hanya memeganga tambang kendali dari depan, Orang-orang pun berkata : “ masa allah…itu anak dan ayah kaya gak punya pikiran saja, masa mereka berjalan..sementara keledai gak di tumpangi….kan mubadzir itu keledai ”.
Inti kesimpulan :
Dari alur kisah di atas kita dapat melihat dan menilai, bahwasannya proses kehidupan kita tak akan lepas dari adanya pandangan dan penilain dari orang-orang, yang tentunya berbeda-beda. Oleh karena itu, jelas buat kita hal tersebut merupakan sebuah proses kehidupan yang amat berharga walaupun terkadang berseberangan (dari adanya setiap pandangan orang-orang) dengan hati naluri dan prinsip kehidupan kita, namun yang penting buat kita naluri hati, prinsip hidup dan asa yang ada dalam hati ini biarkanlah berjalan selagi semua itu masih ada dalam jalur agama kita (tidakbertentangan). Karena jikalau kita hanya mendengar dan mengikuti setiap kata-kata dari setiap orang, terkadang jiwa dan hati kita ini ada pro dan kontra, bahkan terkadang kita merasa bingung, bahkan kecewa yang berlebihan, yang penting selagi kita ada dalam jalur yang benar mengapa tidak kita jalani, biarkanlah mereka berkata. Kita harus ingat kesempuraan bukan milik kita, keilmuaan yang tinggi di manusia tidaklah ada apa-apanya di pandangan yang maha kuasa, kita hanya manusia biasa yang hanya bisa berusaha dan berharap, Tuhan yang akan menentukan segalanya.
1 komentar:
Sekedar Info:
Ada buku baru dan menarik tahun ini tentang Siapakah Luqman dalam sejarah, judulnya:
“LUQMANUL HAKIM ADALAH SOCRATEES BERKULIT HITAM”
tulisan Muhammad Alexander (Wisnu Sasongko)
Buku ini adalah buku pertama di dunia yang berjaya membongkar misteri sosok Luqmanul Hakim dalam sejarah. Daripada kajian yang dijalankan oleh penulis, ternyata Luqmanul Hakim adalah ahli falsafah Athens, iaitu Socrates (469-366 SM).
Tradisi hadith menyatakan Luqmanul Hakim merupakan lelaki berkulit hitam (keturunan negro) dan bekas hamba sahaya. Tetapi Socrates yang selama ini dikenal sebagai pencetus atau bapa falsafah barat, dipercaya berketurunan kulit putih Eropah. Jelas sekali perkara ini bertentangan dengan fizikal Luqmanul Hakim.
Menerusi kaedah perbandingan Sinkronik-Diakronik, analisis kandungan, analisis bingkai, dan analisis komponen semantik, Muhammad Alexander @ Wisnu Sasongko menemukan adanya dua persamaan:
Pertama – Bentuk fizikal Socrates sama 100% dengan Luqmanul Hakim, iaitu berkulit hitam dan bekas hamba abdi
Kedua – Ajaran falsafah Socrates memiliki tematik sama 100% dengan nasihat Luqmanul Hakim dalam Al-Quran, menerusi surah Luqman.
Kandungan Isi buku:
. Pendahuluan
. Terjemahan Surah Luqman
. Sejarah Hidup Socrates dan Falsafahnya
. Garis Masa Yunani kuno
. Socrates Berkulit Gelap Keturunan Afrika di Yunani
. Socrates adalah Hamba kepada Alcibiades
. Socrates Ahli Hikmah dan Pencari Hikmah
. Socrates Mengajar Manusia supaya Bersyukur kepada Allah dengan Cara Mengenali Diri Sendiri dan Sembahyang
. Nasihat Socrates supaya Tidak Menyekutukan Allah
. Socrates Berpesan supaya Lamprocles (Anaknya) Berbakti kepada Ibu Bapa
. Socrates Percaya Tuhan akan Membalas Semua Perbuatan Manusia
. Socrates Mengajak kepada Kebaikan dan Mencegah Kejahatan
. Kesabaran dan Kawalan Diri Socrates
. Usah Sombong
. Socrates Mengajak Hidup Bersederhana
. Tuhan Memudahkan Segala-Galanya untuk Manusia
. Socrates Dihukum Mati Menelan Racun sehingga Digelar “Luqman”
. Mencari Maksud Kata Nama Socrates dan Luqman
. Menuju Pemurnian Falsafah Socrates
. Kesimpulan: Socrates (469-399 SM) adalah Luqmanul Hakim dalam Sejarah
Buku & versi ebook boleh dibeli di sini: http://pts.com.my/buku/luqmanul-hakim-adalah-socrates-berkulit-hitam/
Posting Komentar