Ancaman itu muncul bersamaan dengan dimulainya lima hari latihan perang militer Iran. Berbagai manuver udara dan penembakan rudal mengiringi upaya melatih kemampuan Iran untuk melindungi fasilitas nuklirnya.
"Pesawat tempur F-15 dan F-16 mereka (Israel) akan dijebak oleh pasukan pertahanan udara kita dan akan dihancurkan," tegas Kepala Angkatan Udara Garda Revolusi Iran Amir Ali Hajizadeh kemarin.
"Meskipun pesawat-pesawat mereka dapat lolos dan mendarat di berbagai pangkalan militer tempat mereka lepas landas, pangkalan mereka akan digempur oleh rudal-rudal perusak dari darat ke da-rat kami," papar Hajizadeh.
Pernyataan Hajizadeh itu menyusul peringatan Wakil Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Mojhtaba Zolnoor, bahwa jika Iran diserang, Republik Islam akan menyerbu jantung Israel, Tel Aviv. "Jika musuh menyerang Iran, rudal-rudal kami akan menggempur Tel Aviv," ungkapnya.
Latihan perang itu diumumkan Kepala Angkatan Udara Iran Brigadir Jenderal Ahmad Mighani pada Sabtu silam (21/11).
"Karena adanya ancaman terhadap fasilitas nuklir kami, kewajiban kami untuk mempertahankan fasilitas penting bangsa kami. Karena itu, manuver ini mencakup wilayah Bushehr, Fars, Isfahan, Teheran, dan provinsi bagian barat," katanya. "Unit kami akan melakukan manuver di sana, termasuk unit-unit dari Garda Revolusi dan (milisi) Basij," papar Mighani.
Iran memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir yang belum beroperasi di Provinsi Bushehr bagian selatan. Adapun fasilitas pengayaan uranium berada di Isfahan dan dekat Teheran. Barat menuduh program nuklir Iran bertujuan untuk membuat senjata atom. Namun tuduhan itu disangkal Teheran dan Iran menegaskan bahwa program nuklir mereka bertujuan damai.
Latihan militer Iran kali ini bertujuan untuk mempersiapkan diri jika AS dan Israel menyerang fasilitas nuklir Teheran. Pasalnya, AS dan Israel menyatakan bahwa opsi tindakan militer tetap ada untuk menghentikan ambisi nuklir Iran. Yang pasti, latihan perang kali ini semakin membuat gentar Israel karena rudal-rudal Iran diduga memiliki jangkauan hingga ke wilayah rezim Zionis tersebut.
Selain itu, kemampuan militer Iran semakin meningkat, terutama terkait peralatan perang yang dimiliki Garda Revolusi saat ini. Iran saat ini memiliki lebih dari 523.000 personel militer aktif yang dipimpin Panglima Militer Mayor Jenderal Ataollah Salehi. Angkatan Darat Iran terdiri atas 350.000 pria, termasuk 220.000 orang wajib militer.
Korps Garda Revolusi yang memiliki 125.000 personel dianggap sebagai tentara paling setia dalam pemerintahan Iran. Pada 2004, Angkatan Darat Iran dikelompokkan dalam empat korps dengan empat divisi kendaraan bersenjata dan enam divisi infanteri. Teheran juga memiliki 1.600 tank, termasuk 100 tank tempur buatan lokal yang disebut Zulfiqar. Ribuan tank lain merupakan buatan Inggris, Chieftains, dan buatan AS, M-60.
Namun tank-tank buatan AS dan Inggris itu sudah berusia tua. Tank lain buatan Soviet, yakni T-54, T-55s, T-59s, T-62s, dan T-72s. Semua tank itu direbut dari Irak atau dibeli dari Korea Utara (Korut) dan China. Meski demikian, laporan dari International Institute for Strategic Studies menyebutkan, sebagian tank itu mungkin sudah tidak dapat dioperasikan atau rusak.
Selain tank, Iran diperkirakan memiliki 640 kendaraan senjata berat dan 8.196 artileri. Pada parade militer 2007 silam, untuk memperingati perang Iran-Irak 1980?1988, Republik Iran menunjukkan rudal Shahab 3. Menurut Teheran, rudal tersebut dapat menjangkau jarak 2.000 km dan mampu menghancurkan pangkalan AS dan Israel. Rudal Ghadr 1 yang dapat menjangkau target di jarak 1.800 km juga ditampilkan dalam parade tersebut.
Parade itu merupakan pertama kalinya Iran menampilkan rudal-rudal canggih di depan publik. Pada November 2008, Iran mengaku berhasil menguji coba rudal Sejil yang dapat menjangkau jarak 2.000 km. Pada September tahun ini, Iran juga berhasil menguji Shahab 3 dan Sejil yang telah disempurnakan.
(okezone)
0 komentar:
Posting Komentar