Tindakan tentara Israel yang menyerang Masjid Al Aqsa dianggap tidak berperikemanusiaan. Sebab, Masjid Al Aqsa adalah masjid bersejarah bagi Umat Islam karena pernah menjadi kiblat pertama umat Islam dan menjadi tempat Isra Mi'raj Nabi Muhammad S.A.W.
”Israel telah menghina umat Islam di seluruh dunia dengan penyerangan ke Masjid Al-Aqsa tersebut. Tindakan Israel itu sudah melukai perasaan umat muslim dan secara sengaja telah memancing reaksi umat muslim. Ini sebuah pelanggaran berbahaya terhadap kehormatan agama Islam,” tegas M Ali Romdhoni, Ketua Umum Depan Pengurus Nasional Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gema Saba) kepada detikcom, Minggu (1/11/2009).
Menurut Ali, penyerangan tersebut menunjukkan sesungguhnya gerakan Zionisme Israel telah membuka kedok aibnya sendiri. Zionisme berambisi untuk membuat negara sendiri, dan menguasai Masjid Al-Aqsa.
Apalagi Dewan Arkeologi Israel saat ini tengah melakukan penggalian di sekitar Masjid Al Aqsa untuk menemukan apa yang mereka sebut sebagai Kuil Sulaiman. “Jadi, aksi Zionis tersebut secara politis bertujuan sejatinya adalah ingin menutup Masjid Al-Aqsa dan kemudian merusak tempat suci itu,” tukas Ali.
Sejarah mencatat, Yerusalem Timur dikuasai Israel sejak tahun 1967 dari Yordania dan dijadikan sebagai ibukota di luar Tel Aviv. Padahal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Yerusalem sebagai kota internasional, karena sebagian besar penduduknya beragama Islam.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu berkali-kali menegaskan tak akan berbagi kota Yerusalem dengan Palestina. Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang mestinya jadi penengah, juga pernah menegaskan hal yang sama: Yerusalem tetap milik Israel.
Ali menegaskan, DPN Gema Saba mengutuk keras tindakan biadab tentara Israel. Dia juga mengajak umat Islam di Indonesia dan di seluruh dunia untuk bersama-sama membaca Qunut Nadzilah di setiap shalat wajib sebagai bentuk perlawanan umat Islam terhadap kebiadaban Israel.
Seperti diketahui, qunut nadzilah adalah suatu hal yang disyariatkan dan amat disunnahkan ketika terjadi musibah dan kezaliman. Oleh karena itu, Gema Saba menuntut Pemerintah Indonesia untuk segera mungkin ikut ambil bagian mengajak Negara-negara Islam dan Negara-negara Arab mencari solusi dari persoalan sengketa perdamaian di Palestina.
"Kita minta Barrack Obama untuk bisa menjadi penengah, bukan malah memperuncing persoalan dengan membuat statemen-statemen yang memihak," tandas Ali.
0 komentar:
Posting Komentar