Indonesia pasca-Soeharto sedang mengalami banyak perubahan diberbagai bidang. Di bidang politik, Indonesia kini semakin demokratis. Terlebih sejak 2004, rakyat kian menikmati hak-hak politiknya melalui pesta semokrasi seperti pileg,pilpres,dan pilkada.Lembaga-lembaga quasi-negara pun kian bertambah, sehingga bukan hanya eksekutif, legislatif, dan yudikatif saja yang berperan. Sementara pers, sejak Soeharto terpinggir, kian menikmati kebebasannya sehingga mampu berperan sebagai pilar keempapt demokrasi yang justru mengontrol ketiga lembaga negara sekaligus eksekutif, legialtif, dan yudikatif. Itu berarti secarasistemik,struktural, dan prosedural, politik Indonesia semakin modernis.
Namun sayang, sebagian orang (termasuk elit politik) hanya melihat nilai kebebasan di dalam modernisasi politik dan demokratisasi yang bergulir deras itu. Padahal, ada nilai lain yang juga harus diperhatikan demi berkembangnya demokrasi yang sehat,yakni individualitas,kesetaraan,penghargaan akan kemajemukan,yang semuanya harus diimbangi dengan rasionalitas,moralitas,penegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia (HAM). Disebabkan kurangnya keseimbangan nilai-nilai itulah maka demokratisasi yang bergulir deras dewasa ini membuat Indonesia seolah berjalan tanpa arah yang pasti.Apalagi di sisi lain, kini sedang terjadi krisis nasionalisme dan pudarnya penghayatan terhadap dasar Negara pancasila.mau lanjutannya .
0 komentar:
Posting Komentar